Kepala Sekolah : PIP Tingkatkan Prestasi Siswa

Posted by: Yanuar

Puslapdik- Keberadaan Program Indonesia Pintar (PIP) membantu peserta didik dalam meringankan beban biaya sekolah. Hasilnya, siswa-siswa penerima PIP cukup termotivasi untuk belajar, sehingga hal ini berpengaruh pada prestasi belajarnya. Demikian kira-kira garis besar komentar para kepala sekolah yang sempat dikunjungi Tim Puslapdik akhir tahun 2020 lalu.

 

 

Bagaimana jelasnya komentar para kepala sekolah tersebut, yuk kita ikuti :

Pirnando Naibaho, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMAN Negeri 2 Percut Sei Tuan, Deli Serdang, Sumatera Utara,  menuturkan, pihak sekolah dan orang tua peserta didik sangat mendukung keberadaan PIP sebab membantu kebutuhan pendidikan siswa. Dikatakan Pirnando, rata-rata siswa di SMAN 2 Percut Sei Tuan berasal dari keluarga kategori menengah ke bawah, bahkan bisa dikatakan kelas bawah, dengan profesi umumnya pedagang dan buruh.

“Dengan kondisi seperti ini, kami sudah terbiasa menghadapi banyak siswa yang menunggak iuran bulanan yang hanya Rp40 ribu sebulan. Banyak yang menunggak 2-hingga 4 bulan, “katanya.

Namun, katanya pula, pihak sekolah juga tidak  semata mengandalkan PIP untuk mengurangi beban siswa yang tidak mampu tersebut. Di luar PIP, manajemen sekolah bekerja sama dengan komite sekolah sering memberikan toleransi, bahkan membantu siswa yang kesulitan keuangan dalam bentuk memberi kelonggaran, bahkan membebaskan dari iuran bulanan.

Selain itu, dalam berbagai even, seperti  Maulid Nabi Muhammad atau Isra Miraj, juga digelar sumbangan untuk siswa miskin, dengan prioritas bagi yang anak yatim atau piatu, apalagi yang yatim piatu. Program lain adalah menggelar lomba keagamaan dengan tantangan, yang juara satu dibebaskan dari iuran SPP selama tiga bulan, juara kedua dibebaskan dua bulan dan juara ketiga dibebaskan satu bulan.

“Kami juga mendorong dan membantu siswa dari keluarga tidak mampu untuk mengurus program PKH atau program  Keluarga Harapan untuk mengurangi beban ekonomi, “ujarnya.

Terkait PIP, Pirnando mengusulkan agar selain bantuan dari kementerian atau pemerintah pusat, nampaknya perlu didorong adanya bantuan sejenis PIP dari pemerintah propinsi. Menurutnya, hal itu bentuk komiten pemerintah daerah membantu siswa yang tidak mampu.

Hal senada juga dikatakan Ranap Ambarita, Wakil Kepala Sekolah SMPN 3 Sunggal, Deli Serdang. Menurutnya, peserta didik yang memperoleh PIP memang layak dibantu.

“Kalau kita melihat hasil dari bantuan itu, sangat luar biasa. Artinya, seandainya bantuan itu tidak hadir, mungkin banyak anak-anak yang terputus sekolahnya, “katanya.

Menurutnya, di sekolahnya memang tidak ada sumbangan pendidikan alias gratis, namun yang dikeluhkan orang tua tidak hanya itu, tapi kebutuhan-kebutuhan yang lain, seperti pakaian seragam, sepatu, dan transportasinya.

Diakui, Ranap, masih banyak peserta didik di sekolahnya yang belum memperoleh  bantuan PIP padahal secara ekonomi sangat layak. kami yang mustinya dapat bantuan tapi sampai saat ini belum mendapatkannya karena terkait kuota yang terbatas. Akhirnya, kami memberikan  kelonggaran pada mereka, misalkan ada kegiatan yang membutuhkan dana, memang ada dana BOS, tapi tidak cukup. Kalau itu yang terjadi, anak didik yang tidak mampu tidak kami minta bayaran, kami bebaskan. Untuk kebutuhan dana, guru-guru patungan dan kami minta bantuan dari orang tua siswa yang mampu, tentunya secara sukarela. “Terus terang, dimasa pandemi ini, separo dari siswa layak dapat bantuan dan dari sejumlah itu, yang dapat PIP baru 20 persen. Selain bantuan PIP, ada juga bantuan dari pemerintah yang seleksinya dilakukan pihak desa, “ paparnya.

Baca juga :

Yansur Panigoro, M.Pd, Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Gorontalo, juga berpendapat, PIP ini bermakna sekali bagi sekolah, tepatnya para siswa yang menerimanya. PIP merupakan program pemeirntah untuk dapat meningkatkan akses bagi peserta didik mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat dari Sekolah (SMA), mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah/drop out akibat kesulitan ekonomi dan menarik peserta didik yang tidak bersekolah atau putus sekolah agar kembali mendapatkan layanan pendidikan di sekolah. Makna bagi siswa, dapat membantu peserta didik dalam meringakan beban biaya personal. “Siswa-siswa Penerima PIP cukup termotivasi untuk belajar, sehingga hal ini berpengaruh pada prestasi belajarnya. Rata-rata Penerima PIP memperoleh prestasi juara di kelasnya. Harapan saya, PIP ini terus berlanjut dan ditambah  besarannya, “katanya.

Hal yang sama juga dikatakan Raplin H Jusuf, Kepala Sekolah SMAN 1 Limboto Barat, Kabupate Gorontalo. Menurut Raplin, program bantuan PIP ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap siswa dari keluarga kurang mampu. Tujuannya agar anak-anak itu bisa mendapatkan pendidikan yang sama dengan anak-anak yang lain. Bantuan PIP ini  menjadi salah satu pendukung semangat bagi para siswa untuk berprestasi lebih baik. Menurutnya, siswa penerima PIP ini rata-rata dalam kategori baik dan lumayan dalam prestasi. “Usulan saya, sebaiknya, setelah menarik uang dari bank, siswa diharuskan melapor ke sekolah sehingga sekolah tidak kesulitan untuk membuat laporan terkait penerima PIP yang sudah atau belum mengambil uangnya, “ ujarnya.

Sedangkan Yan Khoriana, Kepala Sekolah SMAN 4 Pekan Baru, menilai, program PIP Sangat membantu sekali karena dalam segi ekonomi siswa SMAN  4 Pekan baru yang bervariasi dari sisi kemampuan ekonomi keluarganya.  “Dalam pengamatan kami, ada banyak penerima PIP yang punya prestasi membanggakan sekali, bahkan banyak penerima PIP yang masuk perguruan tinggi negeri favorit. Semoga pemerintah tetap memprogramkan PIP setiap tahun untuk membantu anak-anak  yang kurang mampu, “lanjutnya. (Yanuar Jatnika/Usman Syihab)

 

X