Puslapdik- Perubahan skema bantuan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah menjadi KIP Kuliah Merdeka menjadi meningkatkan rasa kepercayaan diri mahasiswa-mahasiswa tidak mampu yang ingin mengenyam pendidikan di kampus-kampus terhebat dan termahal. Skema KIP Kuliah Merdeka tersebut memberikan bantuan biaya pendidikan (uang kuliah) dan biaya hidup yang jauh lebih tinggi dari KIP Kuliah yang sebelumnya berlaku. KIP Kuliah Merdeka dan berlaku untuk mahasiswa baru yang menerima KIP Kuliah pada tahun 2021.
“Dulu, anak-anak yang menerima KIP Kuliah itu banyak yang terdiskriminasi karena mereka tidak berani ataupun tidak diterima di program studi yang prestisius. Tapi sekarang dengan adanya KIP Kuliah Merdeka ini akan benar-benar meningkatkan rasa kepercayaan diri mahasiswa-mahasiswa tidak mampu yang ingin mengenyam pendidikan di kampus-kampus terhebat dan termahal.” Hal itu diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Anwar Makarim, saat melakukan kunjungan kerja ke Institut Teknnologi Kalimantan (ITK) di Balikpapan, Kalimantan Timur,7 April lalu.
Pada skema KIP Kuliah Merdeka tersebut, untuk program studi (Prodi) berakreditasi A, mahasiswa bisa mendapatkan biaya pendidikan maksimal Rp12 juta per semester. Kemudian, prodi berakreditasi B bisa mendapatkan maksimal Rp4 juta. Sementara itu, prodi berakreditasi C bisa mendapatkan maksimal Rp2,4 juta.
Kemudian, pada skema KIP Kuliah Merdeka, biaya hidup bagi mahasiswa penerima KIP Kuliah Tahun 2021 disesuaikan dengan indeks harga daerah. Besaran biaya hidup yang diterima mahasiswa pemegang KIP Kuliah Merdeka ini dibagi ke dalam lima klaster daerah. Klaster pertama sebesar Rp800.000 per bulan, klaster kedua sebesar Rp950.000, klaster ketiga sebesar Rp1,1 juta, daerah klaster keempat sebesar Rp1.250.00, dan klaster kelima sebesar Rp1.400.000.
Sebelumnya, biaya pendidikan semua prodi disamaratakan sebesar Rp 2,4 juta per semester. Sedangkan biaya hidup juga disamaratakan sebesar Rp4,2 juta per semester atau Rp700 ribu per bulan.
Rektor Universitas Mulawarman, Masjaya, mengapresiasi kebijakan-kebijakan Kemendikbud yang luar biasa, terutama KIP Kuliah Merdeka. Menurut Masjaya, sebelum KIP Kuliah diberlakukan, saat digelar seleksi Bidikmisi, sangat sulit sekali mahasiswa mendaftar karena UKT (Uang Kuliah Tunggal) yang tinggi. “ Sekarang mulai banyak yang mendaftar karena ada KIP Kuliah Merdeka,” ujarnya.
Salah satu penerima KIP Kuliah Merdeka, Ageng Margiyatno, mahasiswa baru ITK jurusan Teknik Mesin mengaku sangat termotivasi dan semangat untuk terus melanjutkan kuliah. “Saya memanfaatkan program KIP Kuliah Merdeka untuk dapat kuliah di ITK. Ini adalah mimpi saya untuk menjadi seorang pengusaha pada sektor industri,” kata Ageng.
Ageng berharap, program KIP Kuliah Merdeka ini dapat tersosialisasi dengan baik sehingga banyak calon mahasiswa yang kurang mampu terutama di daerah terluar, terdepan, tertinggal (3T) dapat mewujudkan impiannya. “Saya harap untuk kedepannya dapat tersosialisasikan kepada seluruh Indonesia terutama daerah 3T,” harapnya.
Penerima KIP Kuliah Merdeka yang lain, Iin Armia, mengutarakan proses pendaftaran KIP Kuliah Merdeka sangat mudah. “Alhamdulillah sangat bersyukur dan sangat terbantu sekali dengan adanya KIP Kuliah Merdeka ini. Saat mendaftar tidak ada kendala sama sekali. Itulah kenapa saya bisa berkuliah disini,” ujar Iin.
Pada kesempatan yang sama, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian mengapresiasi program-program Kemendikbud yang telah digulirkan, terutama KIP Kuliah Merdeka. “Dalam kesempatan yang luar biasa ini, saya ingin memberikan apresiasi yang tinggi kepada Mas Menteri yang sudah membuktikan diri sebagai pemberani untuk menerobos berbagai hal yang mungkin menjadi problem dasar dalam pendidikan kita,” tutur Hetifah. Yanuar Jatnika